Nama kelompok :
Aggo Satria Pandega (10514435)
Fakhri Alwan Maulana (13514899)
M Riyan Alamsyah (16514252)
Thimin Jayadi (1A514730)
Psikologi Managemen
Definisi Psikologi Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Stoner).
Pengertian psikologi manajemen?
Psikologi manajemen adalah ilmu tentang bagaimana mengatur / me-manage sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan.
Kaitannya dengan psikologi:
Dengan ditemukan dan dikembangkannya ilmu psikologi, diketahui bahwa unsur SDM ternyata merupakan yang terpenting dari ketiga modal kerja perusahaan manapun.
Pasalnya, ilmu psikologi yg memang berpusat pada manusia, mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Pengertian Manejemen
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Manajemen adalah orang yg mengatur pekerjaan atau kerja sama di antara berbagai kelompok atau sejumlah orang untuk mencapai sasaran atau orang yg berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur, memimpin, dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu.
kata Manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang artinya seni melaksanakan dan mengatur. MenurutMary Parker Follet, manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Definisi tentang manajemen menurut ahli, diantaranya:
- Prof. Eiji Ogawa Manajemen adalah Perencanaan, Pengimplementasian dan Pengendalian kegiatan-kegiatan termasuk system pembuatan barang yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan terlebih dahulu telah menetapkan sasaran-sasaran untuk kerja yang dapat disempurnakan sesuai dengan kondisi lingkungan yang berubah.
· Mary Parker Follet Berpendapat bahwa manajemen adalah seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
· James A.F. Stoner Berpendapat manajemen dapat diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepimpinan, dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
· William H. Newman Manajemen adalah fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu melalui orang lain.
- Harold Koontz Dalam bukunya yang berjudul“The Management Theory Jungle” menganggap pengertian manajemen adalah seni menyelesaikan suatu pekerjaan melalui dan dengan beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok formal yang terorganisir. Harold Koontz & O’Dannel dalam buku yang berjudul“Principles of Management” mengemukan, “Manajemen adalah berhubungan dengan percapaian sesuatu tujuan yang dilakukan melalui dan dengan orang-orang lain”.
- George R. Terry Dalam buku yang berjudul“Principles of Management” memberikan definisi:“Manajemen adalah suatu proses yang membedakan atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya”. Manajemen adalah pencapaian tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu dengan mempergunakan kegiatan orang lain (1994).
- H.B. Siswanto Berpendapat bahwa manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
- Ricky W. Griffin Manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
- Drs. Oey Liang Lee Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Renville Siagian Manajemen adalah suatu bidang usaha yang bergarak dalam bidang jasa pelayanan dan dikelola oleh para tenaga ahli terlatih serta berpengalaman.
Jenis- Jenis Manajemen
1. Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM).
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk memperoleh SDM yang terbaik bagi bisnis yang kita jalankan dan bagiamana SDM yang terbaik tersebut dapat di pelihara dan tetap bekerja bersama kita dengan kualitas pekerjaan yang senantiasa konstan ataupun bertambah.
2. Manajemen Operasional
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang ditetapkan berdasarkan keinginan konsumen dengan teknik produksi yang seefesien mungkin, dari mulai pilihan lokasi produksi hingga produksi akhir yang dihasilkan dalam proses produksi.
3. Manajemen Pemasaran
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk mengidentifikasi apa sesungguhnya yang dibutuhkan oleh konsumen dan bagaimana cara pemenuhannya dapat diwujudkan.
4. Manajemen. Keuangan
Kegiatan manajemen berdasarkan fungsinya yang pada intinya berusaha untuk memastikan bahwa kegiatan bisnis yang dilakukan mampu mencapai tujuannya secara ekonomis yaitu diukur berdasarkan profit. Tugas manajemen keuangan diantaranya merencanakan dari mana pembiayaan bisnis diperoleh dan dengan cara bagaimana modal yang telah diperoleh dialokasikan secara tepat dalam kegiatan bisnis yang dijalankan.
Tujuan Psikologi Manajemen
Ilmu psikologi berpusat pada manusia, dan mampu mengintervensi berbagai faktor internal manusia seperti motivasi, sikap kerja, keterampilan, dsb dengan berbagai macam teknik dan metode, sehingga bisa dicapai kinerja SDM yang setinggi-tingginya untuk produktivitas perusahaan.
Dengan adanya psikologi manajemen, kinerja SDM akan terkontrol dengan baik dan tingkat produktivitas meningkat
Organisasi
Definisi Organisasi
Organisasi dapat diartikan sebagai suatu alat atau wadah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dengan pola tertentu ,yang perwujudannya memiliki kekayaan baik fisik maupun non fisik.
Menurut Rosenzweig,organisasi dapat dipandang sebagai : (1) Sistem sosial,yaitu orang-orang dalam kelompok,(2) integrasi atau kesatuan dari aktivitas-aktivitas orang-orang yang bekerja sama dan (3) orang-orang yang berorientasi dan berpedoman pada tujuan bersama.Sedangkan Allen, berpendapat bahwa organisasi adalah suatu proses identifikasi dan pembentukan serta pengelompokan kerja , mendefinisikan dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dan menetapkan hubungan-hubungan dengan maksud untuk memungkinkan orang-orang bekerja sama secara efektif dalam menuju tujuan yang ditetapkan.
Karakteristik Organisasi (Nicholas Henry, 1988 : 73):
- Punya maksud tertentu, dan merupakan kumpulan berbagai manusia
- Punya hubungan sekunder (impersonal)
- Punya tujuan yang khusus dan terbatas
- Punya kegiatan kerjasama pendukung
- Terintegrasi dalam sistem sosial yang lebih luas
- Menghasilkan barang dan jasa untuk lingkungannya dan sangat terpengaruh atas setiap perubahan lingkungan.
Dimensi Desain Organisasi
Menurut Richard L. Daft (1998:15), dimensi desain organisasi terdiri dari 2 tipe yaitu:
1. Dimensi Struktural, yaitu dimensi yang menggambarkan karakteristik internal dari organisasi dan menciptakan suatu dasar untuk mengukur dan membandingkan organisasi.
2. Dimensi Kontekstual, yaitu dimensi yang menggambarkan keseluruhan dari suatu organisasi. Dimensi ini memperlihatkan susunan organisasi yang mempengaruhi dan membentuk suatu dimensi struktural organisasi
Bentuk Desain Organisasi
Bentuk dari desain organisasi ini ditentukan oleh tingkat formalisasi yang dilakukan, tingkat sentralisasi dalan organisasi, kualifikasi karyawan, span of control yang ada serta komunikasi dan koordinasi yang ada dalam organisasi (Robbins,2003:136). Bentuk desain organisasi terdiri dari:
a. Organic pada organisasi yang berbentuk organic, maka dalam organisasi ini terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya komunikasi horisontal dalam organisasi.
b. Mostly Organic Pada organisasi yang berbentuk mostly organic, formalisasi dan sentralisasi yang diterapkan berada di tingkat moderat. Selain itu diperlukan pengalaman kerja yang banyak dalam organisasi ini. Terdapat span of control yang bersifat antara moderat sampai lebar serta lebih banyak komunikasi horisontal yang bersifat verbal dalam organisasi tersebut.
c. Mechanistic pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu penting, ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang bersifat vertikal dan tertulis.
d. Mostly Mechanistic pada jenis organisasi ini, terdapat ciri-ciri yaitu: adanya formalisasi dan sentralisasi pada tingkat moderat, adanya training-training yang bersifat formal atau wajib, span of control yang bersifat moderat serta terjadi komunikasi tertulis maupun verbal dalam organisasi tersebut
Definisi Komunikasi
Komunikasi mengandung makna bersama-sama (common). Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin., yaitu communication yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Jadi secara garis besar , dalam suatu proses komunikasi haruslah terdapat unsure-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran dan pngertian antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan).
Proses komunikasi dapat diartikan sebagai ‘transfer informasi’ atau pesan (message) dari pengiriman pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan pesan atau informasi pada komunikan sebagai sasaran komunikasi.
Wilbur Schrarmm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schrarmm menguraikannya demikian :” komunikasi berasal dari bahasa latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang, yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Misalnya , saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian atau pemahaman yang sama terhadap pesan tertentu.
“Dari uraian Schrarmm , dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness) , kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience - receiver) . sebuah komunikasi akan efektif apabila audience menerima pesan, pengertian dan lain-lain sama seperti yang dikehendaki oleh penyampai.
MENURUT PARA TOKOH :
- Sarah Trebholm dan Arthur Jensen (1996 : 4) mendefinisikan komunikasi demikian: “A process by which a source transmits a message to a reciever through some channel.” (Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragaman saluran.)
- Hoveland ( 1948:371)11 mendefinisikan komunikasi, demikian:” The process by which an individual ( the communicator ) transmits stimuli (usually verbal symbols ) to modify, the behavior of other individu”.(Komunikasi adalah proses di mana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.)
- Gode ( 1969: 5) memberikan pengertian mengenai komunikasi, sebagai berikut: “It is a process that makes common to or several what was the monopoly of one or some.” (Komunikasi adalah suatu proses yang membuat kebersamaan bagi dua atau lebih yang semula monopoli oleh satu atau beberapa orang.)
- Raymond S. Ross (1983:8) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator.
- Komunikasi merupakan proses pengalihan suatu maksud dari sumber kepada penerima, proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas , rangkaian atau taha-tahap yang memudahkan peralihan maksud tersebut (A.Winnet).
- Komunikasi merupakan interaksi antar pribadi yang menggunakan sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata-kata) dan non-verbal. Sistem ini dapat di sosialisasikan secara langsung atau tatap muka atau melalui media lain (Tulisan, Oral dan Visual ) (Karlfriet Knapp).
Dimeni-dimensi Komunikasi
Terdapat 4 dimensi didalam komunikasi,yaitu :
1. Isi
Ani biasanya berbicara kepada Bimo tentang sesuatu. Proses itu mempunyai suatu isi. Apabila kita bersuara di dalam suatu percakapan, biasanya isinya pertama-tama adalah diri kita. Memang, isi dari komunikasi adalah merupakan hal yang dipikirkan oleh para ahli psikologi dan ahli bisnis ketika mereka memikirkan tentang hubungan antar manusia. Kita juga dapat melihat adanya pembagian golongan dalam hal isi. Kita dapat membeda-bedakan kategori dari jenis isi, misalnya apakah hal itu merupakan fakta atau merupakan perasaan.
2. Suara
2. Suara
Kita dapat menjumpai suara saluran seperti gangguan udara pada kawat telepon yang menyebabkan Bimo sukar untuk mendengar apa yang dikatakan oleh Ani. kita juga perlu memikirkan tentang adanya suara-suara psikologis, seperti misalnya pikiran Bimo tentang hal-hal lain, sehingga sekali lagi adalah sukar bagi Bimo untuk mendengarkannya: ia tidak memahami kata-kata yang dipergunakan oleh Ani di dalam cara sebagaimana Ani memahaminya.
3. Jaringan Komunikasi
3. Jaringan Komunikasi
Biasanya kita berpikir bahwa percakapan antara Ani dengan Bimo adalah langsung. Tetapi banyak percakapan semacam itu, terutama di dalam organisasi, ditengahi oleh orang lain. Suatu hal yang dianggap harus dinyatakan oleh bagan organisasi kepada kita ialah bahwa Ani dapat berbicara dengan Bimo hanya dengan melalui Cika atau Deni. Sebagaimana satu bab berikut akan memperlihatkan, bahwa struktur jaringan yang dipergunakan oleh suatu organisasi dapat sangat bermanfaat bagi kecepatan dan ketepatan komunikasi antar anggotanya satu sama lain.
4. Arah Komunikasi
Arah Komunikasi dibagi menjadi dua, yaitu satu arah dan dua arah. Lagi-lagi ini adalah merupakan dimensi yang bebas. Apapun yang mungkin dikatakan oleh Ani dan Bimo, sejauh manapun gangguan suara ikut terlibat, bagaimanapun jaringannya, Ani mungkin berbicara dengan Bimo cara ini: Ani =>Bimo; atau cara ini: Ani=><=Bimo. Ani dapat berbicara dan Bimo hanya dapat mendengarkan, yaitu komunikasi satu arah; atau Ani dapat berbicara dan Bimo dapat membalas berbicara kembali, yaitu komuniksai dua arah.
Definisi Pengaruh
Pengaruh sebagai esensi pengaruh sosial adalah usaha yang dilakukan seseorang atau lebih untuk mengubah sikap, belief, persepsi atau tingkah laku dari orang lain.
Kunci – kunci perubahan perilaku
Seperti yang baru saja kami sebutkan, individu dapat dan sering kali melawan tekanan kelompok. Pembelot yang sendirian atau kaum minoritas kecil dapat bersikeras dengan pendapat mereka dan menolak untuk ikut serta. Namun masih ada lanjutan dari cerita ini, sebagai tambahan, ada berbagai contoh di mana orang-orang semacam itu minoritas dalam kelompoknya dapat membalas pihak mayoritas dan bahkan menggunakan, bukan hanya menerima pengaruh sosial. Sejarah memberikan banyak contoh kejadian-kejadian semacam ini. Raksasa ilmu pengetahuan seperti Galileo, Pasteur dan Freud bisa dikatakan menghadapi mayoritas bulat yang ada pada awalnya menolak pandangan mereka. Akan tetapi dengan perjalanan waktu, orang-orang terkenal bisa mengatasi penolakan semacam itu dan mendapatkan penerimaan yang luas atas teori mereka. Contoh yang paling mutakhir mengenai minoritas yang mempengaruhi mayoritas ditunjukkan oleh kesuksesan kaum environmentalis. Pada awalnya, orang-orang tersebut dipandang sebagai kaum radikal liar dengan ide-ide yang aneh. Namun secara berangsur-angsur mereka berhasil mengubah sikap mayoritas, sehingga kini banyak dari pandangan-pandangan mereaka yang diterima secara luas.
Namun kapankah tepatnya minoritas berhasil mempengaruhi mayoritas? Hasil penelitian menunjukkan bahwa mereka paling mungkin melakukan hal itu pada kondisi tertentu (Monscovici,1985). Pertama, anggota kelompok tersebut harus konsisten dalam menentang opini mayoritas. Jika mereka guncang atau nampak tercerai-berai, pengaruh mereka berkurang. Kedua, anggota kelompok minoritas harus menghindari tampilan yang kaku dan dogmatis (Mugny,1975). Minoritas yang hanya mengulang posisi yang sama secara terus menerus akan lebih baik tidak persuasif daripada yang menunjukkan suatu fleksibilitas. Ketiga, keseluruhan konteks sosial di mana kaum minoritas beroperasi adalah penting. Jika suatu minoritas mendukung posisi yang konsisten dengan kecenderungan sosial yang sedang berlangsung (misalnya, pandangan konservatif pada saat tumbuhnya konservatisme), kemungkinannya untuk mempengaruhi mayoritas lebih besar daripada ketika minoritas mendukung posisi yang keluar dari jalur tren yang luas.
Tentu saja, bahkan ketika kondisi-kondisi ini terpengaruh, kaum minoritas menghadapi pertarungan yang keras dan sulit. Karena kekuatan mayoritas sangatlah besar, terutama pada situasi sosial yang kompleks dan ambigu, di mana kelompok mayoritas di pandang sebagai sumber informasi yang lebih terpercaya mengenai apa yang benar dibandingkan dengan minoritas. Akan tetapi, dengan demikian ancaman yang diberikan oleh mayoritas terhadap minoritas sebenarnya dapat menjadi bantuan bagi minoritas. Penemuan terkini mengindikasikan bahwa karena mereka merasakan kepedulian yang lebih besar mengenai menjadi benar (misalnya, memiliki pandangan yang benar), minoritas cenderung memiliki perkiraan yang terlalu besar atas jumlah orang memiliki pandangan yang sama. Dengan kata lain, mereka mempersepsikan adanya dukungan yang lebih besar terhadap posisi mereka daripada yang sebenarnya ada (Kenworthy & Miller, 2001). Hal ini dapat menjadi pendorong dan berfungsi untuk menguatkan keyakinan minoritas agar bertahan pada kemungkinan yang meragukan.
Model mempengaruhi perilaku
Jika minoritas bertahan, pada akhirnya mereka bisa saja menang dan menemukan bahwa pandangan mereka kini menjadi mayoritas; hal inilah yang tepatnya dialami oleh gerakan environmentalis, seperti yang ditulis diatas. Akan tetapi apa yang terjadi terhadap minoritas ketika mereka menjadi mayoritas? Dan apa yang terjadi pada mayoritas ketika mereka jatuh dari posisi tersebut? Prisilin, Limbert dan Bauer (2000) telah meneliti pertanyaan-pertanyaan tersebut dan memperoleh beberapa hasil yang mengejutkan. Berdasarkan penelitian yang lebih awal, mereka memprediksi bahwa kehilangan yang dialami oleh kelompok mayoritas yang minoritas akan lebih besar daripada yang dialami oleh minoritas yang menjadi mayoritas (model asimetris). Untuk menguji hipotesis ini, mereka meminta beberapa kelompok yang terdiri dari empat orang untuk mendiskusikan pandangan mereka mengenai perlindungan lingkungan. Tanpa di ketahui oleh partisipan, tiga orang pada setiap kelompok asisten peneliti dan dua dari mereka bisa saja setuju dengan partisipan pada sebagian besar isu (sehingga menempatkan orang tersebut sebagai mayoritas) atau tidak setuju dengan partisipan (sehingga menempatkan orang tersebut sebagai minoritas). Dengan berjalannya diskusi,baik ketiga asisten mempertahankan posisi mereka (kondisi tidak berubah) atau salah satu dari mereka berubah (menjadi setuju dengan partisipan jika pada awalnya asisten tersebut tidak setuju atau menjadi tidak setuju jika pada awalnya asisten tersebut setuju; kondisi ini adalah kondisi perubahan parsial). Akhirnya pada kondisi ketiga (kondisi perubahan total), dua orang asisten mengubah pandangan mereka.
Menjelaskan Berbagai Model Mempengaruhi Orang lain & Perannya dalam Psikologi Manajemen
Model-model dalam Mempengaruhi Perilaku Orang Lain dan Peranannya dalam Psikologi Manajemen
Cara mempengaruhi orang lain dengan dasar Pendekatan Komunikasi Persuasi dikemukakan oleh Aristotle yang menyatakan terdapat 3 pendekatan dasar dalam komunikasi yang mampu mempengaruhi orang lain, yaitu;
1. Logical argument (logos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan argumentasi data-data yang ditemukan. Hal ini telah disinggung dalam komponen data.
2. Psychological/ emotional argument (pathos), yaitu penyampaian ajakan menggunakan efek emosi positif maupun negatif.
3. Argument based on credibility (ethos), yaitu ajakan atau arahan yang dituruti oleh komunikate/ audience karena komunikator mempunyai kredibilitas sebagai pakar dalam bidangnya. Contoh, kita menuruti nasehat medis dari dokter, kita mematuhi ajakan dari seorang pemuka agama, kita menelan mentah-mentah begitu saja kuliah dari dosen. Hal ini semata-mata karena kita mempercayai kepakaran seseorang dalam bidangnya.
Menurut Burgon & Huffner (2002), terdapat beberapa pendekatan yang dapat dilakukan agar komunikasi persuasi menjadi lebih efektif. Maksudnya lebih efektif yaitu agar lebih berkesan dalam mempengaruhi orang lain. Beberapa pendekatan itu antaranya;
1. Pendekatan berdasarkan bukti, yaitu mengungkapkan data atau fakta yang terjadi sebaga bukti argumentatif agar berkesan lebih kuat terhadap ajakan.
2. Pendekatan berdasarkan ketakutan, yaitu menggunakan fenomena yang menakutkan bagi audience atau komunikate dengan tujuan mengajak mereka menuruti pesan yang diberikan komunikator. Misalnya, bila terjadi kejadian luar biasa (KLB) demam berdarah maka pemerintah dengan pendekatan ketakutan dapat mempersuasi masyarakat untuk mencegah DBD.
3. Pendekatan berdasarkan humor, yaitu menggunakan humor atau fantasi yang bersifat lucu dengan tujuan memudahkan masyarakat mengingat pesan karena mempunyai efek emosi yang positif. Contoh, iklan-iklan yang menggunakan bintang comedian atau menggunakan humor yang melekat di hati masyarakat.
4. Pendekatan berdasarkan diksi, yaitu menggunakan pilihan kata yang mudah diingat (memorable) oleh audience/ komunikate dengan tujuan membuat efek emosi positif atau negative. Misalnya, iklan rokok dengan diksi “nggak ada loe nggak rame…”.
Namun keempat pendekatan tersebut dapat dikombinasikan sesuai dengan tujuan persuasi dari komunikator.
Wewenang
Wewenang merupakan kemampuan yang diterima untuk mengambil keputusan dan untuk mendelegasikan suatu tundakan (atau tidak).
Wewenang (authority) adalah hak untuk melakukan sesuatu atau memerintah orang lain untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu agar tercapai tujuan tertentu.Penggunaan wewenang secara bijaksana merupakan faktor kritis bagi efektevitas organisasi. peranan pokok wewenang dalam fungsi pengorganisasian, wewenang dan kekuasaan sebagai metoda formal, dimana manajer menggunakannya untuk mencapai tujuan individu maupun organisasi.Wewenang formal tersebut harus di dukung juga dengan dasar-dasar kekuasaan dan pengaruh informal. Manajer perlu menggunakan lebih dari wewenang resminya untuk mendapatkan kerjasama dengan bawahan mereka, selain juga tergantung pada kemampuan ilmu pengetahuan, pengalaman dan kepemimpinan mereka.
1. Wewenang lini
Wewenang lini adalah wewenang dimana atasan melakukannya atas bawahannya langsung. Yaitu atasan langsung memberi wewenang kepada bawahannya, wujudnya dalam wewenang perintah dan tercermin sebagai rantai perintah yang diturunkan ke bawahan melalui tingkatan organisasi.
2. Wewenang staff
Wewenang staff adalah hak yang dipunyai oleh satuan-satuan staf atau para spesialis untuk menyarankan, memberi rekomendasi, atau konsultasi kepada personalia ini. Kualifikasi yang harus dipenuhi oleh orang yang duduk sebagai taf yaitu dengan menganalisa melalui metode kuisioner, metode observasi, metode wawancara atau dengan menggabungkan ketiganya.
Daftar Pustaka :
- Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta :PT.Gramedia Widiarsana Indonesia.
- Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
- Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis.
- Ismainar, Hetty. (2015). Manajemen Unit Kerja. Yogyakarta : Deepublish
- Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
· Naja,Hasanuddin Rahman Daeng.2004.Manajemen Fit and Proper Test.Yogyakarta:Pustaka Widyatama
· Munandar, Ashar Sunyoto. (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
· Abdul Mukhyi, M dan Saputru, I. (1995). Pengantar Manajemen Umum. Jakarta: Gunadarma
· Robbin, S dan Coulter, M. (2004). Manajemen Jilid 1. Jakarta: INDEKS
· Robbin, S dan Coulter, M. (2004). Manajemen Jilid 2. Jakarta: INDEKS
· Munandar,A.S.Psikologi industri dan organisasi.Penerbit UIP
· Wijono,Sutarto.(2010).Psikologi industri dan organisasi.Jakarta:Penerbit Kencana
· Sunyoto Munandar, Ashar.(2001).Psikologi Industri dan Organisasi.Jakarta: Universitas Indonesia.
· Sihotang. A. Drs. M.B.A. (2006).Menejemen Sumber Daya Manusia .Jakarta : PT Pradnya Paramita.
· Leavitt, J.H., 1992.Psikologi Manajemen. Alih Bahasa Zarkasi, M., Jakarta: PenerbitErlangga
· Zarkasi, Muslichah. 1978. Psikologi Manajemen. Jakarta: Erlangga
· Merry,Meria.eJurnal. Taktikdancaramempengaruhioranglaindalamorganisasi.2011.diunduh pada 11 oktober 09:00
· Budiardjo,Miriam.2008. Dasar dasar ilmu politik. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
· Munandar,A.S.2001.Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta Penerbit Universitas Indonesia
0 Response to "Tugas Kelompok 1 Psikologi Manajement"
Post a Comment